KARANGBAHAGIA, KABUPATEN BEKASI || LINGKARAKTUAL.COM || – Dugaan tindakan tidak terpuji dilakukan oleh oknum pegawai Desa Karangsentosa, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi. Oknum tersebut diduga melakukan pemotongan dana bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang seharusnya diterima utuh oleh masyarakat penerima manfaat. Rabu (29/10/2025).
Sejumlah warga penerima bantuan PKH mengaku kecewa dan merasa dirugikan karena dana yang mereka terima tidak sesuai dengan jumlah yang semestinya.
“Biasanya kami terima penuh, tapi kali ini ada potongan katanya untuk keperluan administrasi. Kami tidak tahu dasar pemotongan itu apa,”ujar (M) salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, Selasa (29/10/2025).
Awak media mencoba konfirmasi ke kantor desa Karangsentosa, dan bertemu salah satu staff desa Sartono (Ogen), “Ya.”Hal tersebut akan kami dalami, akan tetapi adanya potongan PKH tersebut biasanya ada kesalahan sistem.”Ujarnya.
Bagian PSM sosial “Rudi “kata staff yang berada di kantor desa Karangsentosa, dan rudi belum dapat ditemui awak media untuk di konfrimasi, akan tetapi Sartono (Ogen) sudah memberikan keterangan, bahwa adanya potongan PKH tersbebut biasanya ada kesalahan sistem, dan akan saya tinjau untuk klarifikasi.”Kata Sartono saat ditemui awak media.
potongan tersebut diduga dilakukan secara sepihak tanpa ada kejelasan maupun sosialisasi kepada penerima manfaat. Padahal, sesuai aturan, dana PKH tidak boleh dipotong dengan alasan apa pun karena merupakan hak penuh masyarakat yang membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Kepala Desa Karangsentosa H. Karta Wijaya. S. Pdi saat dikonfirmasi membenarkan adanya laporan dari masyarakat terkait dugaan pemotongan tersebut dan berjanji akan menindaklanjuti.
“Kami akan cek kebenarannya, dan jika memang terbukti ada oknum yang melakukan itu, tentu akan kami beri sanksi sesuai aturan yang berlaku,”ujarnya singkat.
Masyarakat berharap pihak pemerintah desa dan pendamping PKH bertindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
“Bantuan ini untuk rakyat kecil, jangan malah dijadikan ladang keuntungan pribadi,”tegas salah satu tokoh masyarakat setempat.
(Yakub Singa_Nendang)
