GAMBIR, DKI Jakarta || LINGKARAKTUAL.COM || – Monumen Nasional (Monas) terus menjadi magnet bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, terutama saat momen libur panjang. Berbagai perayaan besar, seperti Hari Raya Idul Fitri, Tahun Baru, hingga libur akhir pekan, selalu disambut dengan lonjakan pengunjung yang signifikan di kawasan ikonik Jakarta ini.Minggu(13/07/2025).
Kehadiran ribuan orang dari berbagai latar belakang wilayah dan negara menunjukkan daya tarik Monas yang tak lekang oleh waktu sebagai destinasi wisata sejarah dan rekreasi.

Antusiasme masyarakat untuk mengunjungi Monas mencerminkan statusnya sebagai salah satu simbol kebanggaan nasional dan pusat aktivitas publik yang selalu ramai diperbincangkan.
“Sejarah dan Makna Mendalam di Balik Kemegahan Monas”
Monumen Nasional, atau yang akrab disapa Monas, bukan sekadar tugu menjulang tinggi di jantung ibu kota Jakarta, melainkan sebuah monumen yang sarat akan sejarah dan makna mendalam bagi bangsa Indonesia.

Pembangunan Monas merupakan gagasan dari Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, yang memiliki visi untuk membangun sebuah monumen yang dapat membangkitkan semangat patriotisme dan mengenang perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan.
Peletakan batu pertama pembangunan Monas dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1961, menandai dimulainya sebuah proyek monumental yang direncanakan untuk menjadi simbol abadi kedaulatan dan semangat juang rakyat Indonesia.
Desain Monas sendiri merupakan hasil karya arsitek bernama Frederich Silaban, yang berhasil memadukan unsur-unsur filosofis dan historis dalam bentuk yang megah dan ikonik.
Tinggi Monas mencapai 132 meter, terdiri dari tiga bagian utama: dasar, badan monumen, dan puncak yang dihiasi lidah api emas. Lidah api emas di puncak Monas terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi dengan 38 kilogram emas murni, melambangkan semangat membara rakyat Indonesia yang tak pernah padam.
Di dalam badan monumen terdapat museum sejarah nasional yang menampilkan diorama perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa, serta ruang kemerdekaan yang menyimpan teks proklamasi asli dan bendera pusaka.
Keberadaan museum ini menjadi sarana edukasi penting bagi generasi muda untuk memahami sejarah bangsa dan menghargai jasa para pahlawan. Monas tidak hanya berfungsi sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai pengingat akan sejarah panjang dan perjuangan tanpa akhir demi kemerdekaan Indonesia.
“Lonjakan Pengunjung Monas Selama Momen Libur Panjang”
Kawasan Monumen Nasional (Monas) secara konsisten menjadi destinasi favorit yang dipadati olehnya ribuan wisatawan, terutama ketika momen libur panjang tiba. Data menunjukkan bahwa selama libur Hari Raya Idul Fitri, Monas menjadi salah satu tempat yang paling diminati oleh wisatawan lokal.
Banyak keluarga memanfaatkan waktu libur lebaran untuk berkunjung ke Monas, menikmati suasana, dan mengenalkan sejarah bangsa kepada anak-anak mereka. Tidak hanya saat libur keagamaan, perayaan Tahun Baru juga selalu menarik perhatian ribuan pengunjung ke Monas.
Pada awal tahun 2025, tercatat lebih dari 44 ribu warga telah tiba di Monas untuk menyambut pergantian tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Monas bukan hanya destinasi wisata harian, tetapi juga menjadi pusat perayaan penting bagi masyarakat.
Selain itu, pada momen libur panjang lainnya, seperti libur akhir pekan atau libur nasional, kawasan Monas juga tidak pernah sepi dari pengunjung. Puluhan ribu wisatawan lokal maupun mancanegara terlihat memadati area Monas, menikmati berbagai fasilitas yang tersedia, mulai dari taman, museum, hingga pemandangan kota dari puncak monumen (bagi yang naik ke puncak).
Antusiasme ini terlihat dari berbagai laporan berita yang mencatat lonjakan pengunjung yang signifikan pada periode-periode libur tersebut. Kehadiran wisatawan dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari luar negeri, semakin menegaskan status Monas sebagai ikon pariwisata nasional yang mampu menarik perhatian dari berbagai kalangan.
Hal ini juga menjadi indikator pentingnya peran Monas dalam mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Jakarta.
“Daya Tarik Monas sebagai Destinasi Wisata Keluarga dan Edukasi”
Monas menawarkan kombinasi unik antara rekreasi dan edukasi yang menjadikannya destinasi wisata keluarga yang sangat menarik. Bagi keluarga, Monas menjadi tempat yang ideal untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama, belajar sejarah, sekaligus menikmati suasana taman yang luas dan rindang.
Pengunjung dapat menjelajahi Museum Sejarah Nasional yang berada di dalam tugu, di mana tersimpan berbagai diorama yang menggambarkan perjalanan bangsa Indonesia dari masa lalu hingga kini.
Koleksi museum ini, termasuk teks proklamasi asli dan replika bendera pusaka, memberikan wawasan mendalam tentang perjuangan kemerdekaan.
Selain museum, pelataran Monas yang luas seringkali dimanfaatkan oleh pengunjung untuk beraktivitas santai, seperti piknik, bermain, atau sekadar menikmati pemandangan.
Pemandangan dari pelataran Monas juga menawarkan perspektif menarik terhadap tata kota Jakarta. Pada momen-momen tertentu, seperti perayaan hari besar, Monas juga seringkali menjadi tuan rumah berbagai acara menarik, termasuk pertunjukan air mancur menari dan panggung hiburan. Hiburan semacam ini semakin menambah daya tarik Monas sebagai destinasi rekreasi keluarga yang komprehensif.
Bahkan, pada hari libur keagamaan seperti Hari Raya Nyepi, Monas tetap ramai dikunjungi oleh sekitar 4.000 wisatawan lokal, menunjukkan daya tariknya yang lintas budaya dan keyakinan. Hal ini menegaskan peran Monas sebagai ruang publik yang inklusif dan menjadi sarana edukasi sejarah yang efektif bagi berbagai usia.
“Aktivitas dan Fasilitas yang Ditawarkan di Kawasan Monas”
Kawasan Monumen Nasional (Monas) tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya, tetapi juga berbagai aktivitas dan fasilitas yang dapat dinikmati oleh seluruh pengunjung.
Salah satu daya tarik utama adalah Museum Sejarah Nasional yang terletak di dalam tugu. Museum ini menyimpan koleksi berharga yang menceritakan sejarah perjuangan bangsa Indonesia, termasuk diorama yang menarik dan benda-benda bersejarah.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan pengalaman lebih mendalam, mereka dapat naik ke puncak Monas untuk menikmati pemandangan panorama kota Jakarta dari ketinggian. Pemandangan ini memberikan perspektif unik tentang ibu kota negara.
Di area luar tugu, pengunjung dapat menikmati ruang terbuka hijau yang luas, yang seringkali dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan rekreasi. Aktivitas seperti berjalan santai, berolahraga, piknik keluarga, atau sekadar duduk menikmati suasana taman menjadi pilihan populer.
Selain itu, Monas juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti toilet, tempat sampah, dan area parkir yang memadai.
Pada momen-momen tertentu, kawasan Monas juga seringkali menjadi lokasi penyelenggaraan berbagai acara publik, mulai dari upacara kenegaraan, konser musik, hingga festival budaya.
Keberadaan pusat informasi juga membantu pengunjung mendapatkan informasi yang dibutuhkan selama berada di kawasan Monas. Ketersediaan fasilitas yang memadai ini memastikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung selama berwisata di Monas.
“Pengalaman Wisatawan Mancanegara di Monas”
Monumen Nasional (Monas) tidak hanya menarik minat wisatawan domestik, tetapi juga menjadi salah satu ikon yang wajib dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang datang ke Jakarta.
Keberadaan Monas sebagai simbol nasional Indonesia memberikan daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin mengenal lebih dalam tentang sejarah dan budaya bangsa ini.
Banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Monas untuk mengabadikan momen dengan berfoto di depan tugu yang megah, serta mengunjungi museum sejarah di dalamnya untuk memahami perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan.
Laporan kunjungan wisatawan pada momen-momen libur panjang seringkali mencatat kehadiran wisatawan dari berbagai negara.
Salah satu laporan menyebutkan bahwa wisatawan mancanegara yang dominan mengunjungi Monas pada libur panjang adalah dari Tiongkok. Hal ini menunjukkan bahwa Monas memiliki daya tarik global yang mampu menarik perhatian pengunjung dari berbagai benua.
Pengalaman mengunjungi Monas bagi wisatawan mancanegara seringkali memberikan kesan mendalam tentang sejarah, budaya, dan semangat bangsa Indonesia.
Mereka dapat merasakan langsung atmosfer patriotisme yang terpancar dari monumen ini dan belajar tentang nilai-nilai luhur yang diperjuangkan oleh para pahlawan.
Kehadiran mereka turut memperkaya keragaman pengunjung di Monas dan menegaskan statusnya sebagai destinasi wisata internasional.
“Pengelolaan dan Aksesibilitas Monas untuk Publik”
Kawasan Monumen Nasional (Monas) dikelola dengan baik untuk memastikan kenyamanan dan keamanan para pengunjung, terutama pada saat lonjakan kunjungan di hari libur.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta secara rutin melakukan pemeliharaan dan penataan kawasan agar tetap bersih, aman, dan nyaman untuk dikunjungi.
Jam operasional Monas biasanya disesuaikan dengan momen libur, bahkan pada awal tahun 2025, Monas buka hingga malam hari untuk mengakomodasi antusiasme pengunjung yang ingin merayakan Tahun Baru.
Harga tiket masuk ke kawasan Monas relatif terjangkau, dan terdapat informasi yang jelas mengenai biaya masuk ke museum atau naik ke puncak tugu.
Aksesibilitas menuju Monas juga terbilang mudah karena lokasinya yang strategis di pusat kota Jakarta. Pengunjung dapat menggunakan berbagai moda transportasi umum, termasuk TransJakarta, Mass Rapid Transit (MRT), maupun kendaraan pribadi.
Untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung, terutama saat acara besar seperti malam Tahun Baru, seringkali diberlakukan rekayasa lalu lintas di sekitar kawasan Monas untuk mengelola arus kendaraan dan pejalan kaki. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelancaran pergerakan dan keamanan seluruh pengunjung.
Kepadatan ini karena di hari terakhir liburan sekolah anak-anak, seluruh pengunjung memenuhi museum di dalam Monumen Nasional dan memadati pintu masuk yang ingin naik ke puncak atas tugu monas.
Informasi mengenai jam buka, harga tiket, dan cara pembelian tiket biasanya tersedia di berbagai platform resmi, termasuk situs web pariwisata dan media sosial. Upaya pengelolaan dan peningkatan aksesibilitas ini terus dilakukan untuk menjadikan Monas sebagai destinasi wisata yang ramah bagi semua kalangan.
Untuk retribusi parkir kendaraan cukup mahal dan pengunjung berharap agar retribusi parkir relatif tidak memberatkan kantong pengunjung
(Wawan Supiandi_Syamsudin(Erdhom)