Beranda News Tembok Mural Lodaya, Menjadi Ikon Baru Bandung Selatan

Tembok Mural Lodaya, Menjadi Ikon Baru Bandung Selatan

KOTA BANDUNG, Jawa Barat || LINGKARAKTUAL.COM || Wali Kota Bandung Muhammad Farhan meresmikan Tembok Mural Lodaya, Kota Bandung, sebagai ikon baru kawasan Bandung Selatan,

Mural sepanjang 100 meter dan tinggi 3 meter ini digarap oleh seniman mural Kapten John Martono, selama 12 hari. Mengusung tema olahraga, karya ini menggambarkan berbagai cabang seperti sepak bola, bulu tangkis, dan bersepeda.

Farhan menyampaikan, peresmian mural ini merupakan bagian dari upaya mempercantik wajah kota dengan karya seni yang berkualitas.

“Ini adalah upaya kita membangun landmark di Bandung Selatan, melibatkan seniman asli Bandung yang memang besar dan belajar di kota ini,” katanya.

Berita Lainnya  Pokja PTSL Desa Sukamulya Bungkam, Tim Yuridis BPN: Kemungkinan Sertifikat Arsikem ada di Pihak Panitia Desa Tahun 2022

Mural tersebut menggambarkan berbagai cabang olahraga seperti sepak bola, bulu tangkis, dan bersepeda.

Menurut Farhan, tema ini memperlihatkan keterkaitan erat antara olahraga dan seni dalam budaya masyarakat Bandung.

Farhan menyebut, pentingnya membedakan antara mural sebagai karya seni dengan vandalisme. Ia berharap warga sekitar ikut menjaga mural ini dari kemungkinan perusakan.

“Kalau mural itu dibuat untuk mempercantik dan menjadi identitas tempat. Sedangkan vandalisme justru merusak keindahan kota,” ucapnya.

Ia pun meminta kepada aparat kelurahan dan RW setempat untuk melakukan patroli rutin. Ia percaya, kesadaran warga adalah kunci utama menjaga ruang publik.

Berita Lainnya  Praktisi Hukum: Penyesuaian NJOP Karawang Tanpa Dasar Teknis, Berpotensi Cacat Hukum

“Kita tidak butuh pagar besi atau kawat berduri. Yang menjaga mural ini adalah hati kita sendiri,” ujarnya.

Pembangunan mural Lodaya ini menjadi bagian dari program kerja 100 hari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung.

Kepala Dinas SDA dan Binamarga (DSDABM) Didi Ruswandi menjelaskan, mural ini melengkapi pembangunan trotoar sepanjang 792 meter di Jalan Lodaya yang selesai pada 2024 lalu.

Didi menyebutkan, konsep pembangunan ini menggunakan prinsip “urban acupuncture”, yaitu memperbaiki titik-titik tertentu di kota untuk menghasilkan dampak positif yang meluas.

Berita Lainnya  Pembinaan Inspektorat Daerah "Review Atas Kualitas Belanja Desa Tahun Anggaran 2025

“Seperti akupuntur pada tubuh manusia, kita sentuh titik-titik penting untuk membuat kota lebih sehat dan nyaman,” katanya.

Editor : Diskominfo Kota Bandung

(D.Ferdyan-Red)

Bagikan Artikel