Beranda News Akses Jalan Utama Menuju Terminal Cikampek Tipe A Sulit Dilalui, Disebabkan Pedagang...

Akses Jalan Utama Menuju Terminal Cikampek Tipe A Sulit Dilalui, Disebabkan Pedagang Kaki Lima dan Parkir Liar Memakan Jalan

KARAWANG, Jawa Barat || LINGKARAKTUAL.COM || – Akses jalan utama menuju Terminal Cikampek Tipe A kini menghadapi tantangan serius, terutama disebabkan oleh keberadaan pedagang kaki lima (PKL) dan praktik parkir liar yang memakan badan jalan.

Situasi ini tidak hanya menghambat kelancaran lalu lintas, tetapi juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna terminal serta masyarakat sekitar.

“Tantangan Aksesibilitas Terminal Cikampek Tipe A”

Terminal Cikampek, yang dikelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Jawa Barat di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, merupakan salah satu terminal Tipe A yang strategis.

Terminal ini berfungsi sebagai simpul transportasi darat yang vital, menghubungkan berbagai kota dan daerah melalui layanan angkutan umum seperti bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan antarkota dalam provinsi (AKDP).

Namun, aksesibilitas menuju terminal ini, khususnya dari jalan utama, menghadapi kendala signifikan akibat semrawutnya kondisi di sekitar area tersebut.

Pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar menjadi dua faktor utama yang secara langsung memengaruhi kelancaran arus lalu lintas dan kenyamanan pengguna jalan.

Jalan di gerbang tol Cikampek menuju Kota Purwakarta, misalnya, baru mulai rapi setelah pedagang kaki lima ditertibkan, menunjukkan betapa besar dampak keberadaan mereka terhadap kondisi jalan

Berita Lainnya  Cegah 3C dan Premanisme, Satsamapta Polres Tanah Karo Gelar Patroli Stasioner di Kabanjahe

Fenomena PKL yang menjamur di sekitar area terminal cikampek dan parkir liar yang tidak terkontrol telah menyebabkan penyempitan badan jalan, mengurangi kapasitas jalan yang seharusnya digunakan untuk pergerakan kendaraan.

Kondisi ini diperparah dengan perilaku pedagang yang seringkali menempati trotoar atau bahkan bahu jalan, memaksa pejalan kaki untuk berjalan di badan jalan dan memperparah kemacetan.

Dampak langsungnya adalah antrean panjang kendaraan, waktu tempuh yang lebih lama, dan peningkatan risiko kecelakaan.

Selain itu, masalah ini juga menciptakan kesan kumuh dan tidak teratur di sekitar fasilitas publik yang seharusnya representatif. Terminal Cikampek sendiri memiliki sejarah panjang, berlokasi di Jalan Raya Cikampek-Parakan, Cikampek, Karawang, Jawa Barat, dan memiliki trayek bus yang melayani berbagai tujuan seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dengan volume lalu lintas yang tinggi, permasalahan aksesibilitas ini menjadi semakin krusial untuk segera ditangani guna menjamin kelancaran operasional terminal dan kenyamanan masyarakat pengguna jasa angkutan darat.

Berita Lainnya  Peredaran Toko Obat Jenis G di Kota Tangerang Makin Marak, Aparat Hukum Terlihat Mandul?

Optimalisasi area komersial pada terminal angkutan darat sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan pelayanan, namun jika tidak dikelola dengan baik, keberadaan area komersial ini justru bisa menjadi sumber masalah seperti yang terjadi di Cikampek.

Ratusan kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, hingga kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Solusi Jangka Panjang”

Penyelesaian masalah akses jalan menuju Terminal Cikampek Tipe A memerlukan peran aktif dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat untuk solusi jangka panjang. Dari sisi pemerintah, berbagai instansi memiliki tanggung jawab masing-masing Dinas Perhubungan.

Perlu merumuskan kebijakan dan regulasi yang jelas mengenai penataan PKL dan parkir di sekitar terminal. Ini termasuk penetapan zona larangan parkir, penyediaan area parkir resmi, serta penentuan lokasi berdagang yang tidak mengganggu fungsi jalan dan trotoar.

BPTD Kelas II Jawa Barat sebagai pengelola Terminalia Cikampek juga harus aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam merencanakan dan melaksanakan penataan ini.

Penegakan hukum yang konsisten dan tanpa pandang bulu adalah kunci. Pungutan liar (pungli) terhadap PKL atau parkir liar harus diberantas, seperti yang sering menjadi masalah di beberapa daerah.

Berita Lainnya  Diduga CV. Pandawa Lima Membuang Sampah Sisa Produksi Pabrik di Lokasi yang Tidak Mengantongi Izin di wilayah Desa Karangreja

Transparansi dalam pengelolaan area komersial dan parkir juga penting untuk mencegah praktik korupsi dan memastikan bahwa pendapatan dari optimalisasi area komersial terminal cikampek digunakan untuk peningkatan fasilitas.

“Rekomendasi Solusi Berkelanjutan untuk Akses Terminal Cikampek”

Untuk mengatasi permasalahan akses jalan utama menuju Terminal Cikampek Tipe A yang terhambat oleh pedagang kaki lima (PKL) dan parkir liar secara berkelanjutan, beberapa rekomendasi solusi dapat diimplementasikan.

Pertama, penataan ulang zona komersial dan parkir di sekitar terminal secara komprehensif. Ini melibatkan identifikasi area yang cocok untuk PKL berdagang tanpa mengganggu lalu lintas dan pejalan kaki, mungkin dengan membangun kios-kios permanen atau semi-permanen di lokasi yang telah ditentukan.

Optimalisasi area komersial pada terminal angkutan darat harus dilakukan dengan perencanaan yang matang, bukan hanya sekadar menambah jumlah pedagang.

Penyediaan lahan parkir resmi yang memadai dan terjangkau juga krusial, lengkap dengan sistem manajemen parkir yang efektif untuk mencegah parkir liar.

(Abd.Kalauw_Erick)

Bagikan Artikel