BREBES, Jawa Tengah || LINGKARAKTUAL.COM || – Suasana hangat Halal Bihalal Desa Plompong, Kecamatan Sirampog, Brebes, berubah menjadi momen penuh makna saat ratusan warga, tokoh masyarakat, serta aparat keamanan berkumpul di halaman kantor desa, Senin (5/5). Acara yang digagas oleh Aliansi Pemuda Plompong Indonesia (APPI) dan Forum Masyarakat Peduli Plompong (FMPP) ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, namun juga wadah penyaluran aspirasi warga yang selama ini terpendam.
Kepala Desa Plompong, Suyatno, membuka acara dengan menyampaikan permohonan maaf atas kekurangan pelayanan pemerintah desa. Ia menegaskan komitmennya untuk memperbaiki kinerja pemerintahan dan melibatkan tokoh agama serta masyarakat dalam pembangunan desa.
“Saya atas nama pribadi dan pemerintah desa meminta maaf jika selama ini pelayanan belum maksimal. Kami siap melakukan perbaikan,” ujar Suyatno dalam sambutannya.
Son Hadi, perwakilan warga, menyampaikan bahwa pemuda desa sebelumnya telah mengupayakan audiensi, namun tidak membuahkan hasil. Kekecewaan ini sempat memicu rencana aksi demonstrasi yang kemudian diurungkan usai tercapainya kesepakatan melalui surat perjanjian.
“Kesalahan mulai terlihat dalam perjalanannya, dan itu menjadi dasar tuntutan kami,” ujarnya.
Sementara itu, dalam tausiyahnya, Gus Ulum menyampaikan keprihatinan terhadap dinamika sosial desa yang dinilainya kurang sehat. Ia menegaskan bahwa Halal Bihalal harus menjadi ajang memperkuat ukhuwah, bukan saling menyudutkan.
Tokoh masyarakat, Katub, juga turut menyampaikan orasi yang menegaskan pentingnya menjaga fasilitas desa sebagai milik bersama. Ia mengimbau warga untuk menyampaikan kritik secara bijak dan tidak menyalurkannya lewat media sosial agar tidak menimbulkan perpecahan.
Dalam orasi tersebut, muncul pula desakan agar salah satu perangkat desa, yakni Darto, diberhentikan dari jabatannya karena dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila.
Menanggapi tekanan tersebut, Darto, yang menjabat sebagai Sekretaris Desa Plompong sejak Februari 2017, secara terbuka menyatakan pengunduran dirinya. Ia mengungkapkan bahwa keputusan itu diambil setelah berdiskusi dengan ibunya dan istrinya, yang menurutnya merupakan “perwakilan Tuhan” dalam hidupnya.
“Saya memutuskan untuk tidak melanjutkan sebagai perangkat desa. Saya ikhlas, legawa, dan siap menerima semua aspirasi yang disampaikan masyarakat,” ucapnya dengan nada haru.
Ia juga menambahkan bahwa proses pengunduran diri akan dilakukan secara bertahap, sembari membimbing pengganti dalam pengelolaan sistem administrasi dan aplikasi desa. Proses teknisnya ditargetkan rampung sebelum perubahan APBDes pada bulan Agustus.
Acara yang berlangsung tertib ini dihadiri ratusan warga dan mendapat pengamanan penuh dari aparat TNI, Polri, serta Linmas. Proses kegiatan berjalan aman, lancar, dan kondusif. ( Rizal Sismoro)